“Kau serius kapal yang kita tumpangi ini ke Kanto?”Tanyaku dengan berteriak kepada Ben beberapa trainer di sekitarku mulai menoleh tapi aku tidak peduli “Bukannya kapal no.21 ini menuju Hoen?”lanjutku kurang puas dengan pertanyaanku sebelumnya. “Loh?kamu naik kapal tapi tidak tahu arah kapal ini menuju mana?apa kau penumpang gelap?”Tanya Ben kali ini aku yang bingung lalu kulihat tiketku dan menganalisanya bila ada yang tidak beres,tapi rupanya tidak ada yang salah karena kapal ini benar kapal nomor 21 dan menuju Hoen di karcis itu tertera”PERJALANAN MENUJU HOEN KAPAL NO.21”dan ada keterangan dibawahnya”Berangkat Sabtu 4 Januari 2010”itu bagian yang tidak aku baca maka itu aku sampai tidak tahu kapal ini menuju Kanto. “Kau bodoh juga ya”ejek Ben yang melihat karcis itu dari belakang pundakku dia kini hanya tersenyum menyebalkan seraya berkata “malangnya nasibmu” aku hanya bias terdiam beberapa trainer kini melihatku sambil tersenyum menyebalkan pandangan mereka bias diartikan sebagai berikut “KAU-ITU-BODOH-SEKALI” ya Tuhan….aku berharap sekarang datang nakhoda dating dan memberitahukan kapalnya berubah arah menuju Hoen.
****** “KALIAN BERDUA ITU BODOH SEKALI!!!” teriak Mbakku di Pokenav sekarang kami berdua(aku dan Sari)sedang berkonsultasi dengan kakakku tapi bukannya memberikan solusi malah dimarahi apes-apes…”Kau tahu ibumu menelponku 2 kali dalam sejam dan aku harus mengatakan kalau kalian sedang dikanto?”Tanya mbakku lagi tapi dengan nada suara lebih pelan “Kami tidak melihat tanggal dari karcis yang diberikan Jasmine mbak”Belaku kuharap kata-kataku bias melunakan hati mbakku yang sudah sekeras geodude Shiny. “mbak tidak mau tahu pokoknya kalian harus secepatnya pulang dan aku tidak mau tahu kalau kalian tersesat di Kanto”Kata mbakku dengan nada sedih “Ada pilihan lain?”Tanya Sari kini dia ikut ambil berbicara “1.Kalian pulang dengan selamat sentosa 2.aku menjemput kalian 3.aku akan memberitahukan kepada ibumu untuk menjemputmu diKanto”ujar mbakku “Aku pilih 4. Menjelajah Kanto dengan Sari dan mengumpulkan lencana disana”Selakku aku memang ingin ke Hoen tapi ke Hoen dengan kemampuan pas-pasan sama saja bohong di ujung Pokenav mungkin mbakku kaget dengan perkataanku sementara Sari tercengang mendengar perkataan ku lalu berkata “mungkin itu seru”ucapnya “Kau anak yang pemberani Tinus aku akan berbicara pada ibu agar dia bisa memberimu ijin menjelajahi Kanto”ucap mbakku aku yang mendengar hal itu hanya bias diam tapi dihatiku bersorak Gembira merayakan kejadian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar